Rabu, 20 Februari 2008

PEMBENTUKAN KABUPATEN LUAT PAHAE SOLUSI TERBAIK MENSEJAHTERAKAN KAMPUNG HALAMAN

Sekelompok Tim Ahli Kaji Luat Pahae Jadi Kabupaten
Rabu, 23-05-2007
*anang anas azhar
MedanBisnis – Medan
Wacana pemekaran di kawasan Tapanuli Utara (Taput) terus bergulir. Kali ini, wilayah Luat Pahae, Kabupaten Taput yang terdiri dari Kecamatan Pahae Julu, Pahae Jae, Purbatua dan Simangumban yang sedang dikaji untuk dimekarkan menjadi daerah otonom, terpisah dari Taput.
Saat ini, sebuah tim kecil melibatkan pakar putra daerah dari lintas keahlian, kini sedang melakukan kajian guna terwujudnya Kabupaten Luat Pahae.“Putra daerah dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan sedang bekerja di lapangan. Intinya mengkaji potensi daerah dengan indikator-indikator PP 129/2000 yakni luas daerah, jumlah penduduk, potensi ekonomi dan potensi sosial,” kata putra daerah Luat Pahae Himpun Panggabean SH MHum didampingi tokoh penggagas Kabupaten Luat Pahae Drs Mayjen Simanungkalit kepada wartawan di gedung DPRDSU di Medan, Selasa (22/5/2007).
Sesuai peraturan baru soal pemekaran, maka usulan harus dimulai dari pemerintahan paling bawah. Maka potensi ini sedang digerakkan, terutama agar sinkron dengan ruh UU No 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah atau pemerintahaan daerah. Demikian juga PP No 129 tahun 2000 tentang syarat-syarat pemekaran dan penggabungan daerah Tingkat I maupun Tingkat II.
Himpun Panggabean, kelahiran Desa Janji Angkola Kecamatan Purbatua, Taput yang kini staf ahli DPRDSU mengatakan, setelah dibaca pasal demi pasal, ayat demi ayat PP No 129 tahun 2000, bahwa pemerintahan otonom baru Kabupaten Luat Pahae sudah sangat layak.
“Hasil kajian tim kecil yang diturunkan ke lapangan, terutama ditinjau dari indikator-indikator PP No 129 tahun 2000 yakni luas daerah, jumlah penduduk, potensi ekonomi dan potensi sosial, maka pembentukan Kabupaten Luat Pahae sangat layak,” katanya.
Sementara Mayjen Simanungkalit, putra kelahiran Dusun Hopong, Desa Dolok Sanggul, Kecamatan Simangumban, Taput ini menambahkan, pembentukan Kabupaten Luat Pahae didasari keprihatinan sejarah. Antara lain kondisi objektif, betapa sejak Indonesia merdeka daerah tersebut terkesan dimarjinalkan pemerintah.Dengan demikian, pemekaran Luat Pahae menjadi pemerintahan otonom (kabupaten) dimaksudkan untuk melakukan percepatan pembangunan di kawasan (Luat) Pahae.
Memperlancar pelayanan publik, karena selama ini tertinggalkan dalam peta pembangunan Sumut dan pembangunan di Kabupaten Taput.“Kita berharap dengan dimekarkannya Luat Pahae menjadi pemerintahan otonom terpisah dari Pemkab Taput, maka makna kemerdekaan dapat dirasakan penduduknya. Sebab jujur saja, sampai sekarang masih banyak penduduk Pahae terpencil dan terisolir karena tidak pernah diurus pemerintah,” kata Mayjen Simanungkalit.
Guna menyamakan persepsi dan visi soal pembentukan kabupaten Luat Pahae tersebut, akan segera dilakukan musyawarah melibatkan seluruh elemen masyarakat Luat Pahae, baik yang ada di bona pasogit (kampung halaman) maupun di parserakan (perantauan).
“Kami sangat yakin seluruh elemen masyarakat Luat Pahae mendukung pemerintahan otonom baru dengan terbentuknya kabupaten Luat Pahae,” kata Himpun Panggabean.
Dalam waktu dekat, tim kecil juga akan menemui putra-putra Pahae yang sudah berhasil di Jakarta guna memperlancar terujudnya Kabupaten Luat Pahae. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Drs H Burhanuddin Napitupulu (mantan anggota DPR RI), Hotma Sitompul SH dan Ruhut Sitompul SH (pengacara ternama) dan tokoh lainnya.
“Kita yakin para tokoh putra Pahae yang sudah berhasil di tingkat nasional, akan mendukung cita-cita luhur dan mulia ini,” kata Himpun Panggabean.
Terkait itu putra-putri Pahae di Bona Pasogit dan di Parserakan, baik dalam tataran individu maupun organisasi agar melakukan konsolidasi dengan menghubungi Himpun Panggabean HP 08163133630 atau E-mail: himpag25_@yahoo.com, atau mayjen_kalit@yahoo.co.id.
“Konsolidasi perlu dilakukan guna mengakomodir potensi kekuatan masyarakat Pahae dimana saja berada. Karena sebelum pemekaran Kabupaten Luat Pahae diajukan secara resmi ke pemerintah, akan dilakukan Kongres Masyarakat Luat Pahae di Medan dalam waktu yang akan ditentukan kemudian,” kata Himpun.
Pelecahan Terhadap Warga Pahae Tidak Bisa DidiamkanMedan (SIB)Peredaran selebaran gelap yang melecehkan warga Pahae pada silaturahmi Marga Sitompul, Sabtu lalu (1/9), terus mendapat kecaman. Tanggapan keras, di antaranya datang dari seorang Putra Pahae, yang saat ini berprofesi sebagai advokat di Tarutung, yaitu Raja Induk Sitompul SH.“Penghinaan oleh pembuat selebaran gelap yang menyebut Putra Pahae belum mampu jadi pemimpin khususnya di Tapanuli Utara karena alasan ekonomi dan pengalaman, nyata-nyata telah melukai hati warga Pahae. Sebagai Putra Pahae, saya merasa berang dan sangat menyesalkan ungkapan sesat tersebut”, kata Raja Induk Sitompul kepada wartawan, saat dihubungi via ponselnya, Jumat (7/9), terkait selebaran dimaksud.“Saya menantang pembuat selebaran itu untuk membuktikan ucapannya. Apalagi kalau dihubung-hubungkan pula dengan pilkada yang akan berlangsung 2008 nanti di Taput”, sambung Ketua Pomparan Raja Toga Sitompul Taput ini.Dikatankannya, mulai tingkat desa hingga provinsi, masing-masing pasti punya putra terbaik. Jadi, adalah sesuatu yang amat berlebihan, kalau ada seseorang yang menyebut, bahwa satu-satu daerah atau wilayah tidak punya putra terbaik.“Ini keterlaluan dan penghinaan. Bahkan bila dikaitkan dengan pilkada yang akan datang, maka jadi terkesan lucu, karena di era reformasi sekarang, tiap orang berpeluang jadi bupati, gubernur, bahkan presiden. Bukan seperti rezim orde baru yang sarat KKN”, sebut pengacara kelahiran Tarutung ini, seraya memberi saran, agar si pembuat selebaran mempelajari sejarah, khususnya terkait keberadaan warga Pahae.“Di Taput, yang pertama sekali menjadi Kapolres adalah Putra Pahae bernama Kasian Sitompul. Sekjen HKBP yang pertama adalah DS Sitompul. Itukan pemimpin juga. Lalu, Ruhut Sitompul SH dan Hotman Sitompul SH yang juga Putra Pahae, dalam kunjungan ke Taput baru-baru ini memberi bantuan ke Salib Kasih Rp250 juta dan ke Desa Sibaganding Pahae Rp200 juta. Bahkan Bupati Taput saat itu berterima kasih dan berharap mereka memperhatikan Taput. Jadi, apanya yang tidak mampu?” papar Raja Induk lagi.Untuk itu, dia berharap, agar semua pihak, baik pemerintah maupun warga Pahae sendiri, berupaya mencari tahu siapa di balik penyebaran selebaran gelap yang cenderung memecah belah tersebut. Menurutnya, memang tantangan berat untuk mencari tahu dalangnya, sekaligus membuktikan, apa yang disebut dalam selebaran gelap itu tidak benar.Soal disebut-sebutnya nama Torang Lumbantobing dalam selebaran gelap dimaksud, Raja Induk mengaku belum bisa memberi komentar saat ini. Sebab menurutnya, mungkin saja, ada yang sengaja membenturkan warga Pahae dengan bupati, untuk kepentingan pribadi.“Saya tidak mau berandai-andai. Hanya saja, begitu acara Silaturahmi Pomparan Raja Toga Sitompul selesai, saya sendiri mendapat telepon gelap yang menyebut, PNS yang hadir pada acara itu, khusunya marga Sitompul, akan dimutasi bupati. Memang hal itu tidak saya tanggapi, khususnya selaku saya sebagai Ketua Pomparan Raja Toga Sitompul Taput. Tapi, kalau apa yang disebutkan dalam ancaman telepon gelap itu nanti benar-benar terjadi, berarti kita bisa tahu, siapa dalang pembuat selebaran gelap tersebut”, kata Raja Induk mengakhiri pembicara. (Rel/R8/j)
« Dinaro Simatuakku
Ito Naung Leleng Hinaholongan »
computer, mp3, mp4, ipod, job, house, games, bussines, property, shopping, tour, travel, jakarta, solo, surakarta, indonesia, yogyakarta, sains, selluler, phone, laptop, notebook
Luat Pahae
Kategori Lirik: Musik Daerah, Lagu Batak
computer, mp3, mp4, ipod, job, house, games, bussines, property, shopping, tour, travel, jakarta, solo, surakarta, indonesia, yogyakarta, sains, selluler, phone, laptop, notebook
Luat pahae tano hatubuan kulaos disi do tano hagodangan kunungnga leleng i dung hutinggalhonhutakki sai huingot doi tong tong
Tung godang pe luat na hudalanisian asia sahat ro di junaniaustaralia pe nungnga hudegehutakki sai huingot doi tong tong
Reff.O luat pahae sai tuho do lao pikkirankuro di nalao mate tung so boi trahalupahon au
Aek godang gabe aek na mampardolok dolok di siamun hambirangsian i do mual pancariandipangisi nai sian na hinan
Hapeanna kopi hamijonnaeme usang gok do di soponabaritana sahat rodi diaingot i ingoti
Lirik musik lagu ini diposting pada Saturday, October 28th, 2006 at 11:58 am dan diletakin dalam kategori Musik Daerah, Lagu Batak. You can leave a response, or trackback from your own site.

var AdBrite_Title_Color = 'D84519';
var AdBrite_Text_Color = '333333';
var AdBrite_Background_Color = 'FFFFFF';
var AdBrite_Border_Color = 'FFFFFF';
Jumlah Rumah Tangga Prasejahtera dan Sejahtera ITahun 2003
Prop.
:
SUMATERA UTARA
Kab.
:
TAPANULI UTARA
Kec.
:
PAHAE JAE
Desa
Keluarga
SUKAMAJU
148
SITOLU OMPU
148
SIOPAT BAHAL
133
PASAR SARULLA
117
NAHORNOP MARSADA
108
SETIA
80
PARSAORAN SAMOSIR
96
PARDOMUAN NAINGGOLAN
153
PARSAORAN NAINGGOLAN
98
PARDAMEAN NAINGGOLAN
143
SIGURUNG GURUNG
148
SILANGKITANG
148
TORDOLOK NAULI
75
Jumlah
1,595
Sumber : BPS, Podes 2003
Okt 31
Warga Pahae Jae Taput Mengeluh, Dua Tahun Tak Terima Raskin
Marsipature Hutanabe Add comments
Medan (SIB)Warga Kecamatan Pahae Jae Taput mengeluh, karena sudah dua tahun tidak mendapatkan raskin (beras miskin). Pahadal, dalam kondisi perekonomian yang sulit seperti sekarang ini, keberadaan raskin tersebut sangat dibutuhkan masyarakat.Hal itu disampaikan beberapa warga Pahae Jae kepada wartawan di Medan, Rabu (24/10), dalam pertemuan dengan tokoh-tokoh Pahae.Menurut para warga tersebut, ada dugaan bahwa raskin tersebut ditilep oknum Camat Pahae Jae. Dikatakan mereka, sudah dua tahun atau delapan triwulan raskin tidak dibagikan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan.“Selama dua tahun atau delapan triwulan tidak lagi dibagikan. Sehingga kami perkirakan, sudah lebih 100 ton raskin yang ditilep,” kata salah seorang warga.Namun saat ditemui di kediamannya, Kamis (25/10), Camat Pahae Jae R Sitorus SSos membantah pernyataan bahwa pihaknya tidak membagikan raskin dimaksud. Menurutnya, semua raskin telah dibagikan kepada penduduk yang berhak menerimanya dengan di bawah koordinasi kepala desa (Kades) masing-masing.“Tidak benar kalau kami tidak membagikan raskin tersebut. Semua sudah dibagikan oleh kepala desa masing-masing. Tentu saja ada yang tidak kebagian, karena raskin itu memang hanya dikhususkan kepada yang tidak mampu. Kalau dianggap mampu, tentu tidak kebagian,” katanya.“Saya menduga, isu ini ada kaitan dengan pilkades yang akan berlangsung di beberapa desa,” sambung alumni STPDN Jati Nangor ini.Hanya saja, pernyataan camat tersebut sepertinya bertentangan dengan ucapan warga dari beberapa desa di Kecamatan Pahae Jae, saat ditemui wartawan yang melakukan konfirmasi langsung ke sana. Disebutkan mereka, memang pernah ada sekali pembagian raskin, namun selanjutnya tidak ada lagi.Mereka sendiri mengaku tidak mengetahui dikemanakan seratusan ton raskin tersebut. Hanya saja beredar informasi, bahwa salah seorang kepala desa di Pahae Jae pernah terlihat menjual beras yang rupa dan mutunya serupa raskin dengan harga berkisar Rp 3 ribu perkilogram.“Kita tidak mau menuduh. Tapi ada salah satu kepala desa yang pernah menjual beras seperti itu. Sehingga ada dugaan, oknum di kecamatan bekerjasama dengan oknum kepala desa tersebut. Saya melihat sendiri, ada beberapa kali truk bertuliskan raskin lintas dari sini. Tapi kami tidak tahu, ke mana tujuan mereka,” kata seorang warga di Desa Si Opat Bahal Pangaloan Pahae Jae Taput.“Hitung saja berapa keuntungan yang mereka peroleh kalau dikalikan hingga 100 ton lebih. Sementara rakyat yang kesusahan semakin susah,” sambungnya. (Rel/R8)

Panas Bumi di Pahae Pembangkit Tenaga Listrik Terbesar di Dunia
Bupati Taput Torang Lumbantobing menyata, masyarakat Tapanuli Utara setiap tahun membelanjakan uangnya Rp 2 miliar hanya untuk membeli daging dan ikan mas dari luar Tapanuli Utara. Hal itu dikemukakannya kepada warga perantau Sumatera Utara di Bandung, Sabtu (4/6) malam.
Seperti diketahui, tanggal 1 – 6 Juni, Bupati Taput, Wakil Bupati Taput dengan sejumlah Pejabat Pemkab Taput, studi banding ke Kabupaten Bandung Jawa Barat, sekaligus melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh asal Sumut guna menerima saran-saran untuk memajukan Tapanuli Utara.
“Hal itu memang sangat disayangkan, Padahal Tapanuli Utara sangat potensial untuk peternakan babi dan ikan mas jika saja masyarakat, giat beternak. Untuk itulah kami melakukan studi banding. Nantinya diharapkan Tapanuli Utara tidak lagi membeli daging dari luar Taput, malah harus sebaliknya, menjual babi dan ikan mas ke luar daerah,” tandasnya.
Bupati Taput Torang Lumbantobing dan Ibu br Manalu, dalam kunjungannya ke Kabupaten Bandung didampingi Wakil Bupati Drs Frans Sihombing dan Ibu br Pasaribu, Dirut RSU Tarutung dr Juni Simatupang SP THT, Mantan Duta Besar RI di Ceko Leonard Lumbantobing, Kadis Peternakan dan Perikanan Ir Longgam Panggabean, Kabag Pengendalian Program Setdakab Ir James Simanjuntak. Selama di Bandung Bupati Taput didampingi Kepala BALITSA (Badan Penelitian Tanaman Sayur) Dep Pertanian RI Ir Bagus Kukuk Udiarto MSi.
Sementara itu, dr Juni Simatupang SP THT mengunjungi RSU Advent Jalan Cihampelas No 161, RSU Katolik Bromeus Jalan Ir Juanda, dan RSU Hasan Sadikin Bandung Jalan Pasteur No 38 Bandung.
“Kami akan meningkatkan pelayanan di RSU Tarutung agar para penderita sakit (pasien) tidak perlu jauh-jauh diboyong hanya untuk berobat ke Medan atau Penang,” ujarnya.
Selain itu, selama di Kabupaten Bandung, rombongan meninjau Balai Pertanian dan Perikanan di Lembang, peternakan babi di Subang dan tanaman kentang di Pengalengan (Kabupaten Bandung bagian selatan-red).
Bupati Taput, kepada wartawan SIB di sela-sela perjalanan studi banding itu menyatakan, ia akan mengimbau masyarakat Taput agar menanam pohon jarak. Sebab Tapanuli Utara cocok untuk tanaman ini. “Seperti diungkapkan dosen ITB DR Robert Manurung, baru 15 persen kebutuhan dunia akan buah pohon jarak yang diperlukan untuk minyak itu, terpenuhi,” ujar Bupati.
“Pemkab Taput dan PT Kimia Farma telah menanda tangani MoU (Memorandum of Understanding, bahwa pihak PT Kimia Farma bersedia membeli setiap buah pohon jarak dari masyarakat Dati II Tapanuli Utara, katanya.
Selesai melakukan studi banding selama 3 hari di tiga lokasi di Jawa Barat, pada Sabtu (4/6) malam, Bupati melakukan ramah tamah dengan sejumlah tokoh Sumut yang disponsori pengusaha nasional, K Robert Siregar. Hadir pada pertemuan itu, Ir Tumpal Siregar MBA, Ronggur Hutagalung SH/Ibu br Sitompul, DR Edison Nainggolan/Br Sihombing, DR Timbul Sinaga/br Barus, Ir Monang MT Rumapea, St Silalahi, DR Lambok Hutasoit, DR Robert Manurung, Pdt RHL Tobing (Sekretaris Umum PGI Jabar), LM Sinaga, Prof Pantur Silaban/Ibu br Lumbantoruan dan lain-lain.
INTENSIFKAN PERTANIAN DAN PETERNAKAN
Dalam pertemuan itu, Tumpal Siregar MBA menyatakan, telekomunikasi salah satu infra-struktur sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Daerah dalam pembangunan sekarang ini.
Sementara itu, Ronggur Hutagalung SH menyatakan, orang Batak diperantauan tidak sedikit yang punya duit banyak. “Mereka pasti mau menanamkan uangnya di Taput apabila dianggap aman dan menguntungkan dan urusan-urusan mulai dari Kepala Desa sampai Bupati, tidak berbelit-belit dan tidak bertele-tele, ujarnya.
Prof Pantur Silaban (dosen ITB) dalam pernyataannya menyatakan, kita jangan pernah mengharapkan situasi kondisi bumi/tanah Taput berobah. “Bukan tanahnya yang akan berobah tetapi sikap mental manusialah yang merobah tanah itu dari tidak produktif menjadi produktif,” tegasnya.
Guru besar Fisika ini menyatakan, sejak zaman Adam sampai kiamat nanti, air adalah salah satu sumber kehidupan mahluk hidup yang paling penting. Baik mahluk manusia, tumbuhan, hewan, ikan, semuanya membutuhkan air. Maka Pemerintah Daerah harus memperhatikan betul-betul menyediakan kebutuhan primer mahluk hidup itu, yakni air,” ujarnya.
Sementara Ir Monang MT Rumapea MSc yang kebetulan bertugas di PLN menyatakan, masyarakat Taput seharusnya bersyukur kepada Tuhan YME. Sebab di Taput terkandung sumber daya alam yaitu panas bumi yang sangat besar untuk Pembangkit Tenaga Listrik. Bahkan menurut penelitian yang telah dilakukan, disebut-sebut panas bumi yang terkandung di Pahae merupakan terbesar di dunia.
Berdasarkan catatan SIB, sejak tahun sembilan puluhan, di Silakkitang Pahae (37 km arah tenggara pusat Kota Tarutung) panas bumi untuk pembangkit tenaga listrik telah mulai dirintis oleh PT Unocal. Tetapi tahun 1998, tiba-tiba terhenti akibat krisis moneter (krismon), saat mana Pemerintah sempat menghentikan sejumlah mega-proyek di bumi Indonesia.
Dia ungkapkan, dalam beberapa hal ini, PLN akan memutuskan siapa pemenang tender untuk Proyek Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi di Pahae, khususnya di Silakkitang (Pangaloan) dan di Sarulla.
Ada 3 (tiga) lokasi panas bumi di Pangaloan dan Sarulla. Apabila beroperasi nanti, akan dapat menghasilkan 360 MW sampai 450 MW tenaga listrik, ujar Ir Monang Sirumapea.
Sekretaris Umum PGI Jabar Pdt RHL Tobing STh menyerukan agar Tapanuli Utara yang menjadi pusat keagamaan, berubah dari peta kemiskinan menjadi peta kemakmuran dan kesejahteraan. Pdt RHL Tobing sekaligus melayangkan doa bersama bupati dan tokoh Sumut yang sedang berkumpul, untuk kedamaian dan kesejahteraan warga Tapanuli Utara.
Di sela-sela pertemuan dengan para tokoh Sumut itu, Bupati Taput Torang Lumbantobing kepada wartawan SIB mengatakan, di Taput masih banyak parhobas (pekerja) yang belum bekerja secara optimal.
Namun yang pasti, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara telah berketetapan hati mengintensifkan pertanian, peternakan dan perikanan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Satu contoh, saya sudah tegaskan, di setiap kecamatan minimal harus ada traktor. Dan pihak pertanian, perternakan, perikanan harus gencar dan giat memberikan penyuluhan kepada penduduk.
Telah terbukti, mereka yang padot (giat dan tekun) mengelola lahan pertanian yang ada, banyak yang sudah hidup sejahtera dan mampu menyekolahkan putra-putrinya,” ujarnya.
Sumber : (JPH/j) Harian SIB,
Pahae Julu, Tapanuli Utara
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari
Kecamatan Pahae Julu
Peta lokasi Kecamatan Pahae Julu
Provinsi
Sumatera Utara
Kabupaten
Tapanuli Utara
Camat
-
Luas
- km²
Jumlah penduduk
-
- Kepadatan
- jiwa/km²
Desa/kelurahan
-di hampir seluruh kecamatan yang ada di wilayah kabupaten tapanuli utara tidak ada struktur pemerintahan untuk tingkat kelurahan melainkan pemerintahan di bawah camat adalah desa. jumlah desa yang ada di kecamatan ini kurang lebih 27 desa.Perlu di informasikan bahwa di kecamatan ini ada potensi kekayaan alam yang luar biasa, adanya kandungan gas alam di daerah soburan, sigompulon, suatu daerah yang berbatasan dengan pahae jae. Beberapa bulan yang lalu bahwa potensi ini sudah direncanakan untuk dieksplorasi oleh kerjasama Pertamina dan PLN, tapi hingga saat ini belum ada kelanjutan rencana ini.
Pahae Julu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Indonesia.
Pahae Jae, Tapanuli Utara
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari
Kecamatan Pahae Jae
Peta lokasi Kecamatan Pahae Jae
Provinsi
Sumatera Utara
Kabupaten
Tapanuli Utara
Camat
-
Luas
- km²
Jumlah penduduk
-
- Kepadatan
- jiwa/km²
Desa/kelurahan
-
Pahae Jae adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Indonesia.

Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara

Kecamatan: Adiankoting Garoga Muara Pagaran Pahae Jae Pahae Julu Pangaribuan Parmonangan Purbatua Siatas Barita Siborong-Borong Simangumban Sipahutar Sipoholon Tarutung